Rabu, 18 November 2015

Sejarah Tafsir Al-Quran Pada Periode Tabi'in.



Sejarah Tafsir Al-Quran Pada Periode Tabi'in.

Setelah kepemimpinan khulafatur Rosyidin berakhir, masa pemerintahan kemudian dipegang oleh generasi berikuynya yaitu generasi Tabi’in yang tentunya segala urusan yang terjadi pada masa sahabat berganti alih kepada masa Tabi’in. Begitu juga mengenai hal ilmu-ilmu yang telah berkembang pada masa itu yang tentunya diteruskan oleh para Tabi’in sesuai dengan bidangnya masing-masing. Khususnya juga dalam hal ilmu tafsir yang akan dibahas pada makalah ini. Dalam hal penafsiran yang pada masa ke masa telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hal ini dikarenakan penafsiran pada masa sahabat diterima baik oleh para ulama dari kaum Tabi’in di berbagai daerah kawasan Islam. Dan pada akhirnya mulai muncul kelompok-kelompok ahli tafsir di Makkah, Madinah, dan di daerah lainnya yang merupakan tempat penyebaran agama Islam pada masa Tabi’in. Masa ini terjadi kira-kira dari tahun 100 H/723 M-181 H/812 M yang ditandai dengan wafatnya Tabi’in terakhir, yaitu Khalaf bin Khulaifat (w.181 H), sedangkan generasi Tabi’in berakhir pada tahun 200 H.

Metode penafsiran yang digunakan pada masa ini tidak jauh berbeda dengan masa sahabat, karena para tabi’in mengambil tafsir dari mereka. Dalam periode ini muncul beberapa madrasah untuk kajian ilmu tafsir diantaranya:

1. Madrasah Makkah atau Madrasah Ibnu Abbas. Timbulnya madrasah ini dari Ibnu Abbas sebagai guru diMekah mengajarkan tafsir al-Quran kepada para tabi’in dan menjelaskan hal yang musykil dari makna lafadz al-Quran, kemudian oleh tabi’in menambahkan pemahamannya sendiri kemudian titafsirkan ke generasi berikutnya. Keistimewaan madrasah ini antara lain; (1) dalam hal qira’at, madarasah ini menggunakan qiroat yang berbeda-beda, (2) Metode penafsirannya menggunakan dasar aqliy. Murid-murid beliau diantaranya:

    Mujahid bin Jubair
    Said bin Jubair
    Ikrimah Maula ibnu Abbas
    Towus Al-Yamany, dan
    ‘Atho’ bin Abi Robah.

2. Madrasah Madinah atau Madrasah Ubay bin Ka’ab, yang menghasilkan pakar tafsir seperti

    Zaid bin Aslam
    Abul ‘Aliyah, dan
    Muhammad bin Ka’ab Al-Qurodli. 

kemudian kepada mereka bertiga inilah para Tabi’in yang lain dan Tabi’ut Tabi’in belajar tafsir. Munculnya madrasah ini berawal dari para sahabat yang menetap di Madinah melakukan tadarus berjamaah dalam al-Qurn dan Sunnah diikuti oleh tabi’in yang memfokuskan perhatiaannya kepada Ubay bin Ka’ab yang dinilai masyhur dalam menafsirkan al-Quran kemudian diteruskan ke generasi berikutnya. Keistimewaan madrasah ini antara lain; (1) telah ada sistem penulisan naskah dari Ubay bin Ka’ab lewat Abu Aliyah lewat Rabi’ oleh Abu Ja’far Ar Roziy dan juga Ibnu Jarir, Ibnu Abi Hatim dan Al Hakim banyak meriwayatkan tafsir dari Ubay lewat Abu ‘Aliyah. (2) Telah berkembang ta’wil terhadap ayat-ayat al-Quran, sebagaimana diucapkan oleh Ibnu ‘Aun tentang penta’wilan Muhammad bin Ka’ab Al-Quradliy. (3) Penafsiran birro’yi telah digunakan. Terbukti Tokoh Zaid bin Aslam membolehkan penafsiran bir ro’yi namun bukan seperti madzhab bidiy pada period mutaakhiriin.

3. Madrasah Iraq atau Madrasah Ibnu Mas’ud, diantara murid-muridnya yang terkenal adalah

    Al-Qomah bin Qois
    Hasan Al-Basry, dan
    Qotadah bin Di’amah As-Sadusy.

Meskipun di sana ada guru tafsir dari Sahabat-sahabat yang lain, Ibn Mas’ud lah yang dianggap sebagai guru tafsir pertama di Iraq dan di Kuffah. Madrasah ini timbul ketika Khalifah Umar menunjuk Ammar bin Jasin sebagai gubernur di Kufah, Ibnu Mas’ud saat itu ditunjuk sebagai guru atau mubaligh yang dalam penafsiran al-Qur’an banyak diikuti oleh tabi’in Iraq disamping kemasyhuran beliau juga karena tafsirnya banyak dinulkilkan kepada generasi selanjutnya. Madrasah ini juga memiliki keistimewaan dianaranya; (1) Semaikin banyak ahli ra’yi. (2) banyak masalah khilafiyah dalam penafsiran al-Quran diakibatkan warna ro’yi tersebut. (3) Timbullah metode istid-lal sebagai kelanjutan dari adanya khilafiyah penafsiran al-Qur’an.

Tafsir yang disepakati oleh para tabiin bisa menjadi hujjah, sebaliknya bila terjadi perbedaan diantara mereka maka satu pendapat tidak bisa dijadikan dalil atas pendapat yang lainnya.

Ibnu Taimiyah berkata, “Syu’bah bin Hajjaj & lainnya berpendapat : “Pendapat para tabi’in itu bukan hujjah.” Maksudnya, pendapat-pendapat itu tidak menjadi hujjah bagi orang lain yang tidak sependapat dengan mereka. Inilah pendapat yang benar. Namun jika mereka sepakat atas sesuatu, maka tidak diragukan lagi bahwa kesepakatan itu merupakan hujjah.”

Dalam mempelajari Al-Qur’an dan memahami maksud yang terkandung di dalam ayat-ayatnya serta tafsirnya, para Tabi’in berlandaskan pada ayat Al-Qur’an, hadits-hadits yang diriwayatkan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, dan tafsir yang diberikan oleh para sahabat Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam serta cerita-cerita dari para ahli kitab yang bersumber dari isi kitab mereka. Di samping itu mereka berijtihad atau menggunakan pertimbangan naluri, baik bersandaran pada kaidah-kaidah bahasa Arab maupun ilmu-ilmu pengetahuan lain sebagaimana yang telah dianugerahkan oleh Allah Subhanhu Wa Ta'ala.

Secara umum kitab-kitab tafsir menginformasikan bahwa pendapat-pendapat Tabi’in tentang tafsir yang mereka hasilkan melalui penalaran dan ijtihad yang independen. Artinya, penafsiran mereka ini sedikitpun tidak berasal dari Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam atau dari Sahabat. Pada pembahasan sebelumnya disebutkan bahwa tafsir yang dinukil dari Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dan para Sahabat tidak mencakup semua ayat Al-Qur’an. Mereka hanya menafsirkan bagian-bagian yang sulit dipahami bagi orang-orang yang semasa dengan mereka. Kemudian kesulitan ini semakin meningkat secara bertahap disaat manusia bertambah jauh dari masa Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dan Sahabat. Maka para Tabi’in yang menekuni bidang tafsir perlu untuk menyempurnakan sebagian kekurangan itu. Hal ini juga terjadi pada masa-masa selanjutnya. Untuk menyempurnakan penafsiran sebelumnya mereka mengandalkan pada pengetahuan mereka dengan cara dalam bahasa Arab maupun cara bertutur kata, dan juga peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa turunnya Al-Qur’an yang mereka pandang belum valid.

Dengan demikian, sumber-sumber penafsiran pada zaman Tabi’in meliputi 5 sumber, yaitu :

    Al-Qur’an
    Hadits-hadits Nabi Muhammad saw
    Tafsir dari para Sahabat
    Cerita-cerita dari para ahli kitab
    Ra’yu dan ijtihad

Dilihat dari sumber-sumbernya tersebut tafsir pada masa Tabi’in umumnya berbentuk al-matsur, seperti halnya pada masa Sahabat. Jika dilihat dari sudut cara penafsiran secara umum tafsitan mereka menggunakan metode ijmali. Metode ini agak lebih luas jika dibandingkan dengan tafsir pada masa Sahabat yang menggunakan metode tahlili. Sehingga pada masa ini mulai ada perbedaan antara penafsiran masa Sahabat dan masa Tabi’in yang kemudian diikuti dengan adanya tafsir bil ra’yi.



Rabu, 11 November 2015

Pengertian Terjemah dan Pembagian



1.      Pengertian Terjemah
Kata terjemah dapat digunakan pada dua arti:
a.       Terjemah harfiyah, yaitu mengalihkan lafaz-lafaz dari satu bahasa kedalam lafaz-lafaz yang serupa dari bahasa lain sedemikian rupa sehingga susunan dan tertib bahasa kedua sesuai dengan susunan dan tertib bahasa pertama.
b.      Terjemah tafsiriyah atau terjemah maknawiyah, yaitu menjelaskan makna pembicaraan dengan bahasa lain tanpa terikat dengan tertib kata-kata bahasa asal atau memperhatikan susunan kalimatnya.
Terjemah harfiyah dengan pengertian sebagaimana diatas tidak mungkin dapat dicapai dengan baik jika konteks bahasa asli dan cakupan semua maknanya tetap dipertahankan.  Sebab karakteristik setiap bahasa berbeda satu dengan yang lain dalam hal tertib bagian-bagian kalimatnya.
Selain itu, bahasa arab mengandung rahasia-rahasia bahasa yang tidak mungkin dapat diganti oleh ungkapan lain dalam bahasa non arab. Karena lafaz-lafaz dalam terjemahan itu tidak akan sama maknanya dalam segala aspek, apalagi dalam susunannya.
2.      Hukum Terjemah Harfiyah
Atas dasar pertimbangan di atas maka tak seorangpun ragu tentang haramnya menerjemahkan Qur’an dengan terjemah harfiyah. Karena tidak seorang manusia berpendapat, kalimat-kalimat Qur’an jika diterjemahkan, dinamakan kalamullah. Sebab Allah tidak berfirman kecuali dengan Qur’an yang kit abaca dengan bahasa arab, dan kemukjizatan hanya khusus bagi Qur’an yang diturunkan dalam bahasa arab.kemudian yang dipandang sebagai ibadah dalam membacanya ialah Qur’an berbahasa arab yang jelas.
3.      Terjemah Maknawiyah
Qur’an al-Karim mempunyai makna-makna asli (pokok, utama) dan makna-makna sanawi (sekunder). Makna asli ialah makna yang difahami secara sama oleh setiap orang yang mengetahui pengertian lafaz secara mufrad (berdiri sendiri) dan mengetahui pula segi-segi susunannya secara global. Sedangkan makna sanawi adalah karakteristik susunan kalimat yang menyebabkan suatu perkataan berkualitas tinggi.
Makna asli sebagian ayat terkadang sejalan dengan prosa dan puisi dalam arab tetapi kesejalanan ini tidak menyentuh, Karena kemukjizatan al-Qur’an terletak pada keindahan susunan dan penjelasannya yang sangat mempesona, yaitu dengan makna sanawi.
4.      Hukum Terjemah Maknawiyah
Menerjemahkan makna-makna sanawi Qur-an bukanlah hal mudah. Sebab tidak terdapat satu bahasa pun yang sesuai dengan bahasa arab dalam petunjuk lafaz-lafaznya terhadap makna-makna yang oleh ahli ilmu bayan dinamakan khawassut-tarkib (karakteristik-karakteristik susunan).
Adapun makna-makna asli, dapat dipindahkan kedalam bahasa lain. Dalam al-muwaffaqat, syatibi menjelaskan, menerjemahkan Qur’an dengan memperhatikan makna asli adalah mungkin. Dari segi inilah dibenarkan  menafsirkan Qur’an dan menjelaskan makna-maknanya pada kalangan awam serta mereka yang tidak mempunyai pemahaman kuat untuk mengetahui makna-maknanya. Cara demikian diperbolehkan berdasarkan konsensus ulama islam. Dan konsensus ini menjadi hujjah bagi dibenarkannya penerjemahan makna asli Qur’an.
Namun demikian, terjemahan makna-makan asli itu tidak terlepas dari kerusakan karena satu lafaz dalam Qur’an terkadang mempunyai dua makna atau lebih.
Pendapat yang dipilih syatibi dianggapnya sebagai hujjah tentang kebolehan menerjemahkan makan asli Qur’an tidaklah mutlak. Sebab sebagian ulama membatasi kebolehan penerjemahan seperti itu dengan kadar darurat dalam menyampaikan dakwah. Yaitu yang berkenaan dengan tauhid dan rukun-rukun ibadah, tidak lebih dari itu.
  1. Terjemah Tafsiriyah
Dapat dikatakan apabila para ulama islam melakukan penafsiran Qur’an dengan cara mendatangkan makna yang dekat, mudah dan kuat, kemudian penafsiran ini diterjemahkan dengan penuh kejujuran dan kecermatan, maka cara demikian dinamakan terjemah tafsir Qur’an atau terjemah tafsiriyah, dalam arti mensyarahi (mengomentari) perkataan dan menjelaskan maknanyadengan bahasa lain.usaha seperti ini tidak ada halangannya karena Allah mengutus Muhammad menyampaikan risalah islam kepada seluruh umat manusia, dengan segala bangsa dan ras yang berbeda-beda. Nabi menjelaskan:
setiap nabi diutus kepada kaumnya secara khusus, sedang aku diutus kepada manusia seluruhnya.”[1]
Qur’an yang turun dalam bahasa arab dan disampaikan kepada umat arab merupakan keharusan. Akan tetapi umat-umat lain yang tidak pandai bahasa arab atau tidak mengerti sama sekali, penyampaian dakwah kepada mereka bergantung pada penerjemahan kedalam bahasa mereka. Padahal kita telah mengetahui, kemustahilan terjemah harfiyah dan keharamannya. Juga kemustahilan terjemah makna sanawi, sulitnya terjemah makna asli dan bahaya yang terdapat didalamnya. Oleh karena itu jalan satu-satunya yang dapat ditempuh ialah menerjemahkan tafsir Qur’an yang mengandung asas-asas dakwah dengan cara yang sesuai dengan nas-nas Kitab dan sunnah, kedalam bahasa setiap suku bangsa. Maka dengan cara ini sampailah dakwah kepada mereka dan tegaklah hujjah.
Berkenaan dengan terjemah tafsiriyah ini perlu ditegaskan bahwa ia adalah terjemahan bagi pemahaman pribadi yang terbatas. Ia tidak mengandung semua aspek pentakwilan yang dapat diterapkan pada makna-makna Qur’an, tetapi hanya mengandung sebagian takwil yang dapat dipahami penafsir tersebut. Dengan cara inilah akidah islam dan dasr-dasar syariatnya diterjemahkan sebagaimana dipahamkan dari Qur’an. Al-Hafiz Ibn Hajar menjelaskan, “barang siapa masuk agama islam atau ingin masuk islam lalu dibacakan Qur’an kepadanya tetapi ia tidak memahaminya, maka tidak ada halangan bila Qur’an diterangkan kepadanya untuk memperkenalkan hukum-hukumnya atau agar tegaklah hujjah baginya, sebab hal itu dapat menyebabkan masuk islam.”

Pengertian Tafsīr, Ta’wīl dan Terjemah

Pengertian Tafsīr, Ta’wīl dan Terjemah

1. Pengertian Tafsir
a) Menurut Etimologi (Bahasa)
Tafsir menurut bahasa (etimologi) adalah menjelaskan (al-īdhah), menerangkan (al-tibyān), menampakan (al-izhār), menyibak (al-kasyf) dan merinci (al-tafsīl) . Kata tafsir mengikuti wazan “taf’īl” dari kata al-fasr yang berarti al-bayān dan al-kasyf . Dalam lisan arab disebutkan bahwa kata merarti menyingkap sesuatu yang tertutup, sedangkan kata “al-tafsīr” berarti menyingkap maksud suatu lafad yang muskil. Sebagaimana firman Allah SWT:

ولا يأتونك بمثل الا جئناك بالحق واحسن تفسيرا
“Tidaklah mereka datang kepadamu membawa sesuatu yang ganjil, melainkan kami datangkan kepadamu sesuatu yang benar dan paling baik tafsirnya”.
Sebagian ulama’ yang berpendapat bahwa kata tafsir aadalah kata kerja yang terbalik, yakni berasal dari kata “safara” yang juga memiliki makna menyingkap (al-kasyf) seperti contoh سفرت المرأة سفورا artinya perempuan itu menyingkap/membuka cadarnya.
Menurut Al-Raghib, kata “al-fasr” dan “al-safr” adalah dua kata yang berdekatan makna dan lafadnya. Tetapi kata digunakan untuk (menunjukan arti) menampakan (mendzahirkan) makna yang absrtak. Sedangkan kata digunakan untuk menampakan benda kepada penglihatan mata .
Ada juga yang mengemukakan bahwa kata tafsir berasal dari “tafsirah”| yakni urine yang dipergunakan untuk menunjukn adanya penyakit. Dan para dokter menrlitinya berdasarkan urine untuk menunjujakan adanya penyakit bagi seseorang . Maka kita dihadapkan pada dua hal, yaitu tafsirah, materi yang diamati dokter untuk menyingkap suatu penyakit. Dan tindakan pengamatan itu sendiri dari ihak dokter. Ini berarti tafsir adalah menemukan penyakit, menuntut adanya materi (objek) dan pengamatan (subjek)

b) Menurut Terminologi (Istilah)
Menurut Abu Hayan tafsir adalah
علم يبحث عن كيفية النطق بألفاظ القرأن ومدلولاتها واحكامها الافرادية والتركيبية ومعانها التى تحمل عليها حالة التركب وتتمات لذلك

ilmu yang membahas tentang cara pengucapan lafazh-lafazh al-Qur’an, indicator-indikatornya, masalah hukum baik yang independen maupun yang berkaitan dengan yang lain serta tentang makna-maknanya yang berkaitan dengan kondisi struktur lafazh yang melengkapinya.
Menurut Al-Zakarsyi,
التفسير : علم يفهم به كتاب الله المنزل على نبيه محمد صلى الله عليه وسلم وبيان معانيه واستخراج احكامه وحكمه
“Tafsir adalah ilmu untuk memahami kitab allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, menerangkan makna-maknanya serta mengeluarkan hukum dan hikmah-hikmahnya”. .
Pengertian tafsir menurut istilah banyak pendapat yang mengungkapkannya, namun prinsipnya sama yakni saling melengkapi, sehingga dapat disimpulkan menjadi 2, yaitu :
a. Tafsir dalam Arti Sempit
Menerangkan lafazh-lafal ayat dan I’robnya serta menerangkan segi-segi sastera susunan al-Qur’an dan isyarat-isyarat ilmiyahnya. Pengertian tafsir semacam ini lebih banyak merupakan penerapan kaidah-kaidah bahasa saja, daripada penafsiran dan penjelasan kehendak Allah dan petunjuk-Nya.

b. Tafsir dalam Arti Luas
Menjelaskan petunjuk-petunjuk Al-Qur’an dan ajaran-ajaran hukum serta hikmah Allah didalam mensyari’atkan hokum-hukum kepada umat manusia dengan cara yang menarik hati, membuka jiwa, dan mendorong orang untuk mengikuti petunjuk-Nya.
Jadi, dapat dipahami bahwa tafsir pada dasarnya adalah rangkaian penjelasan dari pembicaraan (teks al-Qur’an) atau penjelasan lebih lanjut tentang ayat-ayat al-Qur’an yang dilakukan oleh seorang mufassir.
2. Pengertian Ta’wil
a) Menurut Etimologi (Bahasa)
Kata ta’wīl berasal dari kata al-awl, yang berarti kembali (ar-rujǔ’) aatau dari kata al-ma’ǎl yang artinya tempat kembali (al-mashīr) dan al-aqībah yang berarti kesudahan. Ada yang menduga bahwa kata ini berasal dari kata al-iyǎlah yang berarti mengatur (al-siyasah)

b) Menurut Terminologi (Istilah)
Dari pengertian ta’wil secara bahasa tersebut, maka menuru istilah ta’wil memiliki dua makna/ pengertian, yaitu :
1. Ta’wil kalam dengan arti suatu makna yang menjadi tempat kenbali perkataan pembicara atau suatu makna yang kepadanya suatu kalam dikembalikan. Kalam itu biasanya kembali pada makna aslinya yang merupakan esensi yang dimaksud. Hal ini ada dua macam yakni: insya’ dan ikhbar. Insya’ adalah amr.
a. Ta’wil Al-Amr, penakwilan pada perbuatan yang diperintahkan, misalnya hadis yang diriwayatkan dari aisyah berkata: Rasulallah ketika ruku’ dan sujud mengucapakan : سبحانك اللهم وبحد ك اللهم اغفر لى beliu rasulallah SAW mena’wilkan al-Qur’an, yakni :
فسبح بحمد ربك واستغفره إنه كان توابا
b. Ta’wil Al-Ikhbar, pena’wilan pada esensi berita yang benar-benar terjadi misalnya firmaan Allah SWT :

وَلَقَدْ جِئْنَاهُم بِكِتَابٍ فَصَّلْنَاهُ عَلَى عِلْمٍ هُدًى وَرَحْمَةً لِّقَوْمٍ يُؤْمِنُون( )هل ينظرون إلا تأويله يوم يأتي تأويله يقول الذين نسوه من قبل قد جاءت رسل ربنا بالحق فهل لنا من شفعاء فيشفعوا لنا أو نرد فنعمل غير الذي كنا نعمل قد خسروا أنفسهم وضل عنهم ما كانوا يفترون

2. Ta’wil kalam pada penafsirannya dan menjelaskan maknanya. Pengertian inilah yang yang dimaksud ibnu jarir dalam tafsirnya.
Muhammda Husayn Al-Dzahabi mengemukkan, menurut pandangan salaf ta’wil memiliki dua pengertian juga, yaitu :
1. Takwil adalah menjelaskan suru pembicaraan (teks) atau menerangkan maknya tanpa mempersoalakan apakah penjelasan dan keterangan itu sesuai dengan yang tersurat atu tidak.
2. Talwil adalah subtansi yang dimaksud dari sebuah pembicaraan itu sendiri (nafs al-mufrad bi al-kalǎm). Kalau pembicaarn itu berupa tuntutan, maka ta’wilnya adalah perbuatan yang dituntut oleh ta’wil itu sendiri. Jika pembicaraan itu berupa berita, maka ta’wilnya suntansi dari sesuatu yang diinformasikan.
Jika penjelasan tersebut diamaati dengan seksama, makna pertama dan kedua sangan berbeda. Makna yang pertama memandang ta’wil identik dengan benar dengan tafsir, sehingga dengan demikian makna ta’wil berwujud pada pemahaman yang bersifat dzimmi (penalaran) selain lafal (teks). Sedangkan makna tafsir yang kedua semata-mata hakikay sesuatu yang terdapat dibalik (diluar) sesuatu itu sendiri.
Sedangkan menurut ulama’ khalaf (komtemporer) yang didukung oleh ulama’ fuqaha (akli hukum islam), mutakallimin (para teolog) dan ahli hadits mengartikan bahwa ta’wil sebagai pengalihan lafadz diri makna yang kuat (rǎjih) kepada ma’na yang lain yang dikuatkan atau dianggap kuat (marjǔh) karena ada dalil yang mendukung. Misalnya kata yadun dala firman Allah:
يد الله فوق ايديهم
“Tangan Allah di atas tangan mereka”
Makna yang kuat dari kata yadun adalah tangan, sedangkan makna yang dikuatkan (marjǔh) nya adalah kekuasaan.
3. Pengertian Terjemah
a) Menurut Etimologi (Bahasa)
Kata terjemah berasal dari bahasa arab, “tarjama” yang berarti menafsirkan dan menerangkan dengan bahasa yang lain (fassara wa syaraha bi lisǎnin ǎkhar), kemudian kemasukan ta’ marbutah menjadi al-tarjamatun yang artinya pemindahan/penyalinan dari suatu bahasa ke bahasa lain (naql min lighatin ilǎ ukhra)

b) Menurut Terminologi (Istilah)
Kata terjemah dapat dibagi menjadi pada dua bagian :
1. Terjemah harfiyah, yaitu mengalihkan lafadz-lafadz dari satu bahasa ke lafadz-lafadz yang serupa dari bahasa lain sedemikian rupa sehingga susunan dan tertib bahasa kedua sesuai dengan susunan dan tertib bahasa pertama.
2. Terjemah maknawiyah atau terjemah tafsiriyah, yaitu menjelaskan makna pembicaraan dengan bahasa lain tanpa terikat denga tertib kata-kata bahasa asal atau tanpa memperkatikan susunan kalimatnya

4. Persamaan dan Perbedaan Tafsir, Ta’wil dan Terjemah
a. Persamaan dan Perbedaan diantara Ketiganya.
Dari beberapa penjelasan yang telah penulis paparkan tentang definisi Tafsir, Ta’wil dan Terjemah dapat diketahui bahwa antara ketiganya ada persamaan dan juga ada perbedaan .
1) Persamaan Tafsir, Ta’wil dan Terjemah
a) Ketiganya menerangkan makna ayat-ayat al-Qur’an
b) Ketiganya sebagai sarana untuk memahami al-Qur’an
2) Perbedaan Tafsir, Ta’wil dan Terjemah
a) Tafsir : menjelaskan makna ayat yang kadang-kadang dengan panjang lebar, lengkap dengan penjelasan hokum-hukum dan hikmah yang dapat diambil dari ayat itu dan seringkali disertai dengan kesimpulan kandungan ayat-ayat tersebut
b) Ta’wil : mengalihkan lafadz-lafadz ayat al-Qur’an dari arti yang lahir dan rǎjih kepada arti lain yang samar dan marjuh.
c) Terjemah : hanya mengubah kata-kata dari bahasa arab kedalam bahasa lain tanpa memberikan penjelasan arti kiandungan secara panjang lebar dan tidak menyimpulkan dari isi kandungannya.
b. Pesamaan dan Perbedaan antara Tafsir dan Ta’wil
Ada beberapa pendapat ulama’ tentang persamaan dan perbedaan antara tafsir dan ta’wil, diantaranya:
1) Menurut Abu Ubaidah, tafsir dan ta’wil memiliki satu arti kerena keduanya merupakan sinonim sehingga yang satu dan lainnya digunakan untuk pengertian yang sama. Ada kitab tafsir yang menggunakan kata ta’wil untuk maksud tafsir dan sebaliknya. Misalnya, kitab jami’ al-bayǎn fī ta’wīl al-Qur’an karya al-Thabari dan kitab muhasin al-ta’wil karya Muhammad Jalal al-Din al-Qasimi
2) Menurut Abu Nashr Al-Qusyairi, tafsir hanya terbatas pada ayat-ayat al-Qur’an yang lebih mengandalakan pada penglihatan dan pendengaran. Sedangkan ta’wil pemahamannya lebih banyak bergantung pada hal-hal yang bersifat ijtihad. Dengan kata lain, tafsir lebih banyak mengacu pada riwayat (pendengaran atau periwayatan), adapun ta’wil lebih banyak pada dirãyah (analisis) .
3) Abu Thalib al-Taghlabi mengemukakan bahwa kalau tafsir adalah menerangkan objek lafadz (redaksi teks), sedangkan ta’wil adalah menjelaskan subtansi teks (bathin al-lafzh).
4) Menurut Al-Raghib, tafsir lebih umum daripada ta’wil. Istilah tafsir lebih banyak digunakan dalam konteks lafazh dan mufradǎt. Sedangkan ta’wil lebih banyak digunakan untuk persoalan makna (isi) dari rangkaian teks secara keseluruhan (mujmal)
C. Pengertian Metodologi Tafsir
Dari beberapa pengertian tentang metodologi dan sistematika, kemudian tentang apa itu tafsir, ta’wil dan terjemah serta persamaan dan perbedaannya, maka sekarang penulis akan menjelaskan tentang pengertian metodologi tafsir.
Sebagaimana yang telah penulis kemukakan diatas bahwa metodologi itu berasal dari bahasa yunani yaitu methodos dan logos. methodos dikenal dengan metode yang diartikan cara. Sedangkan logos adalah ilmu pengetahuan. Maka metodologi adalah adalah ilmu tentang metode atau uraian tentang cara-cara dan langkah-langkah yang tepat (untuk menganalisa sesuatu). Sedangkan tafsir adalah rangkaian penjelasan dari pembicaraan (teks al-Qur’an) atau penjelasan lebih lanjut tentang ayat-ayat al-Qur’an yang dilakukan oleh seorang mufassir.
Metodologi tafsir adalah ilmu tentang metode untuk mencapai pemahaman yang benar tentang apa yang dimaksud oleh Allah SWT dalam ayat-ayat al-Qur’an. Sedangkan metode tafsir itu sendiri adalah seperangkat cara atau aturan yang harus ditaati ketika menafsirkan ayat-ayat al-Qur’an.
Berdasarkan makna tersebut, maka data dibedakan antara metode tafsir dan metodologi tafsir. Kalau metode tafsir merupakan cara-cara penafsiran al-Qur’an, sementara metodologi tafsir adalah ilmu tentang cara penafsiran itu. Pembahasan yang bersifat teoritis dan ilmiah tentang metode disebut analisis metodologis. Jika penbahasan itu nerkaitan eraat dengan cara penerapan metode itu terhadap ayat-ayat al-Qur’an disebut pembahasan metodik. Cara penyajian aatau formulasi tafsir disebut teknik atau seni penafsiran .
Jadi, metode tafsir merupakan aturan atau kaidah yang digunakan dalam penafsiran ayat-ayat al-Qur’an sedangkan tekniknya ialah cara yang dipakai ketika menerapkan kaidah yang tertuang dalam metode, senentara metodologi tafsir adalah pembahasan ilmiah atau ilmu tentang metode-metode penafsiran al-Qur’an.
BAB III
KESIMPULAN

Dari beberapa uraian di atas, penulis akan menyimpulkan beberapa hal yang sangat penting yang berkaitan dengan pengertian metodologi tafsir. Antara lain:

1. Kata Metodologi berasal dari bahasa yunani yaitu methodos dan logos. methodos dikenal dengan metode yang diartikan cara atau jalan. Sedangkan logos adalah ilmu pengetahuan. Jadi, metodologi adalah adalah ilmu tentang metode atau uraian tentang cara-cara dan langkah-langkah yang tepat (untuk menganalisa sesuatu).

2. Kata tafsir para ulama’ berbeda pendapat ada yang mengatakah bahwa kata tafsir berasal dari kata fasara, ada juga pendapat kata tafsir berasal dari kata safara. Bahkan ada yang berpendapat bahwa kata tafsir berasal dari kata tafsirah.

3. Tafsir pada dasarnya adalah rangkaian beberapa penjelasan dari pembicaraan (teks al-Qur’an) atau penjelasan lebih lanjut tentang ayat-ayat al-Qur’an yang dilakukan oleh seorang mufassir.

4. Tafsir, ta’wil dan terjemah ketiganya mempunyai persamaan dan juga mempunyai perbedaan. Persamaannya adalah ketiganya merupakan sarana untuk memahami al-Qur’an. Sedangkan perbedaannya sangat banyak yang menjelaskannya.

5. Metodologi tafsir sangat penting sekali untuk diketahui terutama bagi para mufassir, kerena bila seseoarang menafsirkan ayat-ayat al-Qur’an tanpa menerapkan metode, maka penafsirannya akan keliru. Tafsir yang tidak menggunakan metode seperti inilah yang disebut tafsir bi al-ra’yi al-mahdh (tafsir yang berdasarkan pemikiran semata) dan penafsiran seperti inilah yang dilarang oleh Nabi Muhammad SAW.

Selasa, 10 November 2015

Waitomo Glowworm, Gua Ajaib yang Dipenuhi "Kilauan Bintang"

Traveling ke alam bebas dan melihat bintang di langit adalah hal yang wajar. Tapi di Selandia Baru, Anda tak hanya melihat bintang di langit. Kemilau bintang juga bisa turis lihat di dalam gua. Kok bisa?



Adalah Waitomo Glowworm nama gua kapur di Selandia Baru terkenal sebagai tempatnya melihat bintang. Gua ajaib ini berada di luar Waitomo, North Island, Selandia Baru. Ini adalah salah satu destinasi wisata yang sangat populer di sana.

Betapa tidak, masuk ke dalam, turis tak hanya bisa melihat keindahan stalaktit yang mengisi gua. Anda akan dibuat terkesima dengan kemilau cahaya yang ada di langit-langitnya. Persis seperti gemerlap bintang di langit.

Setelah dilihat lebih dekat, ternyata cahaya tersebut berasal dari cacing dengan nama latin Arachnocampa luminosa. Dalam kegelapan, hewan ini akan mengeluarkan cahaya berwarna hijau dan biru.

Gua ini pertama kali ditemukan pada tahun 1887. Saat itu, seorang surveyor asal Inggris ingin mengeksplor gua ditemani penduduk lokal sekaligus Kepala Suku Maori, Tane Tinorau.

Cacing-cacing tersebut menggantung di atas langit gua


Pada awalnya, Tane Tinorau memang sudah mengetahui keberadaan gua, namun belum pernah masuk hingga dalam. Akhirnya, ia dan surveyor Inggris mengeksplor hingga bagian dalam gua. Keduanya membuat rakit dan mengarungi sungai di dalam gua.


Lalu apa yang didapat keduanya sangat mengejutkan. Mereka melihat ada banyak cahaya gemerlap di langit gua, mirip seperti bintang. Sontak keduanya terpesona.

Sadar dengan keunikan Gua Waitomo, akhirnya pada tahun 1889, Tane Tinorau membuka gua untuk wisata. Ia dan istrinya menjadi pemandu saat itu. Biaya yang dipungut kepada wisatawan pun sangat kecil. Baru kemudian pada tahun 1906, administrasi gua diambil alih oleh pemerintah.


Turis akan diajak naik kapal mengarungi sungai, dan tengoklah ke atas, ada banyak cacing bersinar seperti bintang

Jika penasaran, Anda pun bisa berkunjung langsung ke Gua Waitomo Glowworm. Nantinya, setiap turis yang datang akan diajak naik perahu dan mengarungi sungai dalam gua sepanjang 250 meter.

Wisatawan akan dibuat terkesima dengan keindahan gua kapur, lengkap dengan stalaktit di dalamnya. Anda akan dibuat semakin terpesona lewat kemilau cacing yang tinggal di langit-langit gua.


Seorang pemandu juga akan menemani tur gua ini. Mereka akan memberikan informasi mengenai gua kepada seluruh peserta tur, termasuk sejarah gua.

Tidak gratis, wisatawan yang datang akan diminta membayar tiket masuk seharga NZD 48 (Rp 380 ribu) /orang untuk dewasa, dan NZD 21 (Rp 166 ribu) untuk anak-anak usia 4-14 tahun.

5 Museum Lilin Paling Mengerikan di Dunia

Museum lilin biasanya menampilkan figur selebriti dunia. Tapi, berbeda dengan 5 museum lilin berikut ini. Di sana terdapat diorama pembunuhan sadis hingga penyiksaan mengerikan. Dilansir dari situs Mother Nature Network, berikut 5 museum lilin yang mengerikan di dunia:

1. Museum Madame Tussauds, Inggris



Tahukah Anda, Museum Madame Tussauds di Kota London, Inggris punya koleksi mengerikan. Di sana terdapat suatu ruangan khusus yang menyimpan koleksi patung-patung lilin yang menggambarkan korban revolusi Prancis.

Suasana yang gelap dan lembab bakal menyambut Anda begitu memasuki ruangannya. Anda bakal melihat patung-patung lilin yang menyeramkan, ada patung lilin yang berupa kepala saja dan ditancapkan ke besi, patung lilin berupa seorang pria digantung dengan keadaan tanpa busana, patung lilin para pria yang menjadi mayat dan ditumpuk dengan bagian kepala terputus, hingga ptung lilin seorang pria yang kepalanya dipukul balok kayu.

Yang lebih mengerikan, patung-patung lilin di sana diberikan warna merah darah. Sehingga, rupa patung lilinnya benar-benar mirip manusia. Kalau punya nyali, cobalah datang ke sana sendiri.



2. Hollywood Wax Museum, AS


Traveler yang gemar menonton film horor Hollywood, wajib datang ke Hollywood Wax Museum di California. Museum yang sudah berdiri sejak tahun 1965 ini punya koleksi aneka patung lilin tokoh horor film Hollywood.

Siap-siap dibuat ketakutan saat melihat Frankenstein, Dracula, atau Phantom of the Opera. Masih berani? Anda bisa bertemu Freddy Krueger dengan kulitnya yang terbakar dan taring kukunya serta Jason Voorhees yang berbadan besar dengan topeng ski yang khas. Meski hanya tokoh film, tampaknya patung-patung lilin yang ada di sini begitu nyata.



3. House of Frankenstein Wax Museum, AS


House of Frankenstein Wax Museum di New York, AS terkenal sangat mengerikan. Di dalam museum ini ada sekitar 50 patung lilin menyeramkan yang menggambarkan monster dan aneka penyiksaan sadis pada manusia seperti Frankenstein.

Ada patung lilin berupa pria yang diikat dan di atas perutnya sedang terbelah oleh kampak besar. Ada juga patung lilin berupa seorang wanita yang terlihat sedang membunuh seseorang. Tak hanya itu, ada patung lilin seorang pria yang sedang menaruh kepala di dalam ember dan ada potongan kaki di sebelahnya.

Tiap patung lilin di sana diberikan warna merah darah sehingga lebih terlihat mengerikan. Banyak traveler yang mengaku mual saat masuk ke dalam sana karena melihat patung-patung lilinnya.



4. Criminals Hall of Fame Wax Museum, Kanada


Criminals Hall of Fame Wax Museum tidak seperti museum lilin mengerikan lainnya. Seperti namanya, museum ini memiliki koleksi patung lilin aneka pembunuh, kanibal, psikopat, hingga mafia di dunia!

Ada Jeffrey Dahmer, seorang pembunuh berantai dan kanibal di tahun 1980-an AS. Dia dihukum penjara seumur hidup karena membunuh 17 pria dan anak-anak. Jeffrey Dahmer memiliki penyimpangan seksual yakni menyukai pria. Setelah membunuh korbannya, dia memotongnya menjadi beberapa bagian dan menaruhnya di dalam kulkas untuk dimakan.

Di museum ini pun ada patung lilin Jeffrey Dahmer yang berdiri di samping kulkas terbuka dengan banyak potongan tubuh manusia. Ada lagi Ted Bundy, seorang pembunuh sadis yang menghilangkan nyawa 30 wanita. Sebelum membunuh, dia memerkosa korbannya dan kepalanya dipotong sebagai koleksi. Ted Bundy dihukum mati dengan kursi listrik tahun 1989.

Beberapa para penjahat lainnya di dunia yang ada di museum ini seperti mafia Al Capone, Elizabeth Bathory, Edward 'Ed' Gein, dan John Wayne Gacy. Siap-siap menelan ludah atau mengernyitkan dahi saat mengetahui aneka kasus kriminal di sana.



5. Salem Wax Museum of Witches and Seafarers, AS


Satu lagi museum lilin mengerikan di AS yaitu Salem Wax Museum of Witches and Seafarers. Berada di Salem, Massachusetts museum ini memiliki koleksi patung lilin dengan tema sihir!

Usut punya usut, ternyata ilmu hitam pernah melanda Salem di tahun 1692. Untuk itu, museum ini didirikan dan menyimpan sejarahnya. Di dalam museumnya menampilkan aneka patung lilin yang menggambarkan para pemilik ilmu hitam yang terkenal dan ada juga diorama penyiksaan terhadap para pemegang ilmu hitam.

Lebih dari itu, Salem Wax Museum of Witches and Seafarers ini juga mempunyai agenda khusus tiap tahun di bulan Oktober atau saat perayaan Halloween. Museum lilin ini menawarkan tur ke kuburan dan berburu hantu.

Ilmuwan Temukan Cara Untuk Membangkitkan Orang Mati

Para ilmuwan memiliki gagasan tentang cara untuk menyadarkan seseorang yang sudah dinyatakan meninggal. Gagasan tersebut dibahas dalam pertemuan New York Academy of Science, menghadirkan Dr Sam Parnia dari State University of New York di Stony Brook, Stephan Meyer dari Columbia University, dan Lance Becker dari University of Pennsylvania.



Dalam pertemuan itu dibahas bahwa kunci penyadaran kembali atau resusitasi pada orang yang baru saja meninggal itu ialah proses hipotermia atau pendinginan tubuh dan pengurangan suplai oksigen.

Gagasan ilmuwan didasarkan pada pandangan baru tentang kematian. Sebelumnya, kematian didefinisikan sebagai saat di mana jantung sudah berhenti berdetak dan paru-paru berhenti bekerja sehingga individu tidak bernapas.

Dalam pandangan baru, kematian tidak dianggap sebagai peristiwa yang terjadi secara serentak di semua bagian tubuh, tetapi sebagai proses bertahap. Saat detak jantung dan napas individu terhenti, sel individu sebenarnya masih hidup.

Kematian total, kiranya bisa dikatakan demikian, baru terjadi ketika sel-sel otak kekurangan oksigen, akibat terhentinya jantung dan napas, sehingga rusak dan mengirim sinyal bagi sel-sel lain menjelang saat kematian.


Dalam gagasan ilmuwan, ada jeda antara henti jantung dan napas dengan kematian total. Jeda itu yang kemudian dimanfaatkan untuk melakukan tindakan sehingga orang yang sebelumnya dinyatakan telah mati bisa sadar kembali.

Proses tersebut harus dilakukan secara hati-hati. Salah satu perhatiannya, upaya menyadarkan orang yang telah meninggal harus tidak mengakibatkan kerusakan otak akibat jantung yang berhenti menyuplai oksigen.

Diberitakan Huffington Post, kunci penyadaran kembali tanpa merusak jaringan otak salah satunya adalah hipotermia, yakni tubuh didinginkan beberapa derajat lebih rendah daripada suhu normalnya 37 derajat celsius.

Berdasarkan studi, hipotermia bisa mencegah kerusakan sel otak dengan menurunkan permintaan oksigennya. Namun, ini tetap ada batasannya. Ada momen ketika kerusakan memang sudah terlalu besar sehingga tak bisa dikembalikan.

Kemudian, setelah prosedur hipotermia dan jantung bekerja, kunci lainnya adalah menjaga suplai oksigen. Suplai oksigen yang tiba-tiba besar justru akan berdampak negatif karena akan merusak jaringan otak.


Hipotermia terbukti membantu prosedur resusitasi. Namun, bahkan di Amerika Serikat, tak semua rumah sakit menerapkan prosedur hipotermia. Hal ini menjadi keterbatasan untuk mengupayakan resusitasi yang berhasil.

Tentang suplai oksigen, Parnia menuturkan, suplai harus diatur dengan mesin agar jumlah oksigen yang dialirkan sesuai yang dibutuhkan.

Penyadaran kembali orang yang telah meninggal ini menimbulkan pertanyaan etis. Pasalnya, upaya menyadarkan kembali orang yang telah berjam-jam mengalami henti jantung berisiko pada kerusakan otak. Siapa yang kemudian bertanggung jawab melakukan proses resusitasi lebih komprehensif?

Mayer mengungkapkan, keterbatasan saat ini adalah pengetahuan tentang kerusakan otak. Ilmuwan belum mengetahui seberapa lama kerusakan bertahan dan apakah bisa dikembalikan ke kondisi semula.

Mayer mengungkapkan, masih perlu pembelajaran lebih lanjut. Namun, ia mengatakan bahwa ilmuwan juga tak bisa begitu saja mengatakan bahwa kerusakan otak tak bisa dikembalikan.

Sementara, Becker menuturkan, upaya penyadaran tidak selalu bisa dilakukan di setiap kasus. Namun, sekali dokter memutuskan, dokter harus menerapkan semua metode yang mungkin bisa dilakukan.

Amigdalin, Zat Pada Biji Apel yang Cukup Berbahaya

Sebagian ahli gizi menyarankan agar apel dimakan bersama dengan kulitnya. Hal ini karena kulit apel mengandung serat yang bermanfaat bagi tubuh. Kendati begitu ada bagian dari buah apel yang sebaiknya tidak anda makan, yakni bijinya.

Biji apel memiliki kandungan zat amigdalin. Zat ini dapat dikonversi menjadi hidrogen sianida yang beracun. Akan tetapi, kalau hanya dikonsumsi dalam jumlah kecil maka efek toksin dari biji apel tersebut juga sangat kecil.


http://www.soylution.co.id/webroot/images/contents/img/Apel,_Buah_Populer_dengan_Kaya_Manfaat_Sehat.jpg



Hindari Mengunyah Biji Apel

Selain apel, ada beberapa buah lainnya yang juga mengandung amigdalin, diantaranya adalah plum, persik, quince, dan almond.

Kadar amigdalin yang ada di dalam buah apel termasuk kecil, terlebih lagi zat tersebut baru keluar jika bijinya dikunyah dengan baik.

Amigdalin merupakan toksin glikosida yang apabila dikombinasikan dengan enzim pencernaan akan menghasilkan hidrogen sianida, racun yang setara dengan Cylon B. Racun tersebut juga digunakan pada pembunuhan massal di kamp konsentrasi ketika perang dunia II berlangsung.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgPGTU7yYq77v_WO7-Ew39M5IN5CM7LHvBVaqgTRq-7wN7bxjLbgtJuENvtBk255oDLt_IpkQXH3MEp1VHuyDN3DWNV5ua5AQe4AYpD-lxE0sg1HnIJIXHmURyaan0R7fdT-V5_UADk07O7/s400/apel.jpg

Walaupun demikian, buah atau biji buah yang memiliki kandungan amigdalin dapat diproses untuk menyingkirkan zat beracunnya, misalnya adalah singkong.

Singkong mengandung cyanogen yang sangat tinggi, namun zat tersebut dapat diolah menjadi tepung tapioka. Proses pemasakan singkong dapat membuat cyanogen menjadi tidak berbahaya. Begitu juga dengan kacang almond, yang juga dapat dihilangkan dengan proses yang hampir sama.

Amigdalin yang telah diubah menjadi hidrogen sianida dapat menjadi berbahaya karena zat tersebut akan mengurangi kinerja sel darah merah dalam membawa oksigen. Walaupun dalam jumlah kecil tubuh dapat membuang hidrogen sianida, namun apabila jumlahnya besar, maka bisa berakibat fatal.

Orang yang keracunan hidrogen sianida berisiko mengalami sakit kepala, jantung berdebar dengan cepat, muntah, mual, lemas, dan gemetar. Hal ini bahkan bisa menjadi serius apabila hidrogen sianida datang dalam jumlah yang besar, bisa menyebabkan koma, sesak napas, kerusakan paru, tekanan darah rendah, dan bahkan kematian.

Kembali lagi ke masalah apel, anda tidak perlu risau tentang zat amigdalin yang terkandung di dalam bijinya. Apabila anda tidak sengaja memakan biji apel, maka hal tersebut tidak akan membuat anda keracunan.

Namun, sebaiknya anda sebisa mungkin menghindari mengunyah biji apel. Agar lebih aman, potonglah buah apel menjadi beberapa bagian, kemudian buang bijinya, dan setelah itu makan buahnya.

Hal ini juga berlaku apabila anda ingin memblender apel untuk dibuat jus atau selai, jangan lupa untuk membuang bijinya terlebih dulu.

5 Inovasi Aksesoris Pada Monitor yang Membuat Kerja Lebih Menyenangkan

Monitor merupakan perangkat keras yang berfungsi sebagai penampil gambar pada perangkat komputer atau televisi. Saat ini teknologi pada monitor sudah semakin canggih, terbukti dengan hadirnya beberapa teknologi seperti layar LCD, LED dan OLED.

Teknologi tersebut sudah diaplikasikan pada layar televisi dan perangkat komputer. Beberapa aksesoris yang terkesan unik juga hadir memeriahkan penampilan monitor di pasaran. Nah, berikut ini beberapa aksesoris tambahan yang mungkin akan membuat aktifitas Anda di depan monitor menjadi lebih menyenangkan:

1 . Document Extractor



Komputer dan printer merupakan sepasang gadget yang tidak dapat dipisahkan jika Anda bekerja di kantor. Namun bagaimana jika kita menggabungkannya?

Dokumen Extractor merupakan gagasan Byeong Min Choe yaitu dengan menggabungkan monitor dengan printer menjadi satu perangkat.

Modifikasi ini menggunakan jenis layar sentuh untuk monitor sehingga Anda tidak memerlukan lagi keyboard untuk mengetik. Selain mencetak, perangkat ini juga dapat melakukan scan dokumen yang akan ditampilkan ke monitor.

Perancang mengingatkan bahwa Dokumen Extractor bukan hanya perangkat yang menghemat ruang, tetapi juga akan menghemat waktu dan sumber daya, seperti tinta dan toner.


2 . PortaPow USB Power Monitor


Penghematan tentu sangat diperlukan pada berbagai faktor untuk menghindari kerugian yang begitu banyak. Salah satu penghematan yang dapat kita lakukan adalah memantau kapasitas daya yang dipakai oleh gadget kita.

PortaPow USB Power Monitor merupakan gadget yang berfungsi sebagai pemantau daya yang dikonsumsi pada monitor, baik monitor komputer, televisi atau handphone.

Aksesoris ini membantu Anda untuk mengetahui gadget mana yang mengonsumsi banyak daya listrik di rumah Anda.


3 . DIY Privacy Monitor


Ketika Anda sedang melihat tampilan monitor yang menurut Anda private dan saat itu juga ada orang lain yang melihatnya tentu Anda merasa tidak nyaman karena kerahasiaan Anda akan terganggu.

Anda tidak perlu khawatir lagi dengan masalah tersebut karena telah hadir DIY Privacy Monitor, yaitu sebuah teknologi pada monitor dimana monitor hanya akan menampilkan warna putih jika dilihat dengan mata biasa, namun akan terlihat tampilan aslinya jika menggunakan kacamata khusus.

Jika Anda ingin membuatnya sendiri di rumah tentu bisa karena sudah banyak tutorial membuat monitor rahasia ini.


4 .Samsung Monitor Extra Side Screen


Samsung mempunyai nama yang cukup populer dalam dunia elektronik terutama televisi. Berbagai inovasi teknologi telah diperkenalkan oleh samsung dan salah satu inovasi terbarunya adalah menghadirkan layar tambahan di samping layar utama.

Layar ini mampu menampilkan gambar sama dengan layar utama atau menampilkan menu lain seperti game dan layar handphone. Layar utama ini berukuran 17, 19 dan 22 inchi. Sedangkan layar tambahan berukuran 7 inchi dengan bahan dan komponen yang sama.


5 .TNG Borg Cube Monitor Mate


Jika Anda termasuk salah satu penggemar film Star Trek tentu tidak asing dengan benda ini. TNG Borg Cube merupakan objek yang sering muncul pada film yang menceritakan kehidupan di abad 24 ini.

Saat ini Anda dapat memilikinya untuk menghiasi monitor Anda. Aksesoris ini berfungsi sebagai hiasan sekaligus webcam disertai dengan lampu LED hijau.