Strukturalisme merupakan aliran yang pertama dalam psikologi karena dikemukakan oleh Wilhelm Wundt setelah ia melakukan eksperimennya di laboratotium. Wundt dan pengikut-pengikutnya berpendapat bahwa pengalaman mental yang kompleks sebenarnya adalah halnya pesenyawaan kimiawi yang tersusun dari unsur-unsur kimiawi. Mereka bekerja atas premisnya-premis menyelidiki struktur kesadaran dan mengembangkan hukum-hukum pembentukkannya.
Pada pertengahan abad ke-19, yaitu pada awal berdirinya psikologi sebagai satu disiplin limu yang mandiri, psikologi didominasi oleh gagasan serta usaha mempelajari elemen-elemen dasar dari kehidupan mental orang dewasa normal, melalui penelitian laboratorium dengan menggunakan metode intropeksi. Pada masa itu, tercatat aliran psikologi yang disebut psikologi strukturalisme. Tokoh psokologi strukturalisme ini adalah Wilhelm Wundt. Wundt dan pengikut-pengikutnya disebut strukturalis karena mereka berpendapat bahwa pengalaman mental yang kompleks itu sebenarnya adalah “struktur” yang terdiri atas keadaan-keadaan mental yang sederhana, seperti halnya persenyawan-persenyawan kimiawi yang tersusun dari unsur-unsur kimiawi. Ciri-ciri dari strukturalisme Wundt adalah penekanannya pada analisis atau proses kesadaran yang dipandang terdiri atas elemen-elemen dasar, serta usahanya menemukan hukum-hukum yang membawahi hubungan antar elemen kesadaran tersebut. Karena pandanganya elementalistik ini, psikologi strukturalisme disebut juga psikologi elementalisme. Selain dipandang terdiri atas elemen-elemen dasar, kesadaran, oleh Wundt dan para ahli psikologi lainnya pada masa itu, dipandang sebagai aspek yang utama dari kehidupan mental. Segala sesuatu atau proses yang terjadi dalam diri manusia, selalu bersumber pada kesasaran.
Metode yang dipakai dalam strukturalisme ialah metode instropektif. Metode introspeksi ialah orang yang menjalani percobaan diminta untuk menceritakan kembali pengalamannya atau perasaannya setelah ia melakukan suatu eksperimen. Sensasi seperti manis, pahit, dingin dapat diidentifikasi memakai introspeksi.
Menurut Jean Piaget, strukturalisme itu sulit dikenali karena mencakup bentuk-bentuk yang beragam sehingga sulit menampilkan sifat umum dan karena “struktur-struktur” yang dirujuk memperoleh arti yang cenderung berbeda-beda.Struktrur adalah sistem transformasi yang mengandung kaidah sebagai sistem dan yang melindungi diri atau memprkaya diri melalui peran tranformasi-t ranformasinya ,tanpa krluar dari batas-batasnya atau menyebabkan masuknya unsur-unsur luar. Piaget menyebutkan tiga sifat yang dimaksud dalam sebuah struktur , yakni: totalitas, transformasi, dan pengaturan diri. Sebuh struktur kata Piaget, harus dilihat sebagai sesuatu totalitas, meskipun terdiri atas sejumlah unsur, struktur unsur-unsur itu berkaitan satu sama lain dalam sebuah kesatuan. Dilihat secara hierarkis, sebuah struktur terdiri atas sejumlah sub struktur yang terikat oleh struktur yang lebih besar. Dengan demikian, pengertian struktur tidak terbatas pada konsep terstruktur, tetapi sekaligus juga mencakup pengertian prases menstruktur. Pengertian transformasi pada dasarnya sejalan dengan konsep tata bahasa generatif-transformasional Chomsky. Sifat yang dinamis ini berkaitan dengan kaidah otoregulasi yang ada pada sebuah strutur.
Tokoh strukturalisme lain adalah Edward Bradford Titcherner(1867-1927). Titcherener merupakan orang Inggris yang pertama yang mewakili pandangan-pandangan psikologi Jerman (Wundt) sebagai murid Wundt, ia menerjemahkan beberapa buku Wundt dalam bahasa inggris. Setelah belajar di Leipzig, Titchener ingin kembali ke Oxford, namun ditolak, karena psikologi di Inggris tidak sejalan dengan Wundt. Oleh karena itu,ia pergi ke Cornell University di Amerika Serikat, dan sebagai guru besar, ia mengembangkan strukturalisme di Amerika Serikat dari universitas tersebut.
- 2. FUNGSIONALISME
Fungsionalisme adalah orientasi dalam psikologi yang menekankan pada proses mental dan menghargai manfaat psikologi serta mempelajari fungsi-fungsi kesadaran dalam menjembatani antara kebutuhan manusia dan lingkungannya. Maksudnya, Fungsionalisme memandang bahwa masyarakat adalah sebuah sistem dari beberapa bagian yang saling berhubungan satu sama lain dan tak bisa dipahami secara terpisah.
Fungsionalisme adalah sebuah studi tentang operasi mental, mempelajari fungsi-fungsi kesadaran dalam menjembatani antara kebutuhan manusia dan lingkungannya. Fungsionalisme menekankan pada totalitas dalam hubungan pikiran and perilaku. Dengan demikian, hubungan antar manusia dengan lingkungannya merupakan bentuk manifestasi dari pikiran dan perilaku.
Fungsionalisme memandang bahwa pikiran, proses mental, persepsi indrawi, dan emosi adalah adaptasi organisme biologis. Fungsionalisme lebih menekankan pada fungsi-fungsi dan bukan hanya fakta-fakta dari fenomena mental, atau berusaha menafsirkan fenomena mental dalam kaitan dengan peranan yang dimainkannya dalam kehidupan. Fungsionalisme juga memandang bahwa psikologi tak cukup hanya mempersoalkan apa dan mengapa terjadi sesuatu (strukturalisme) tetapi juga mengapa dan untuk apa (fungsi) suatu tingkah laku tersebut terjadi. Fungsionalisme lebih menekankan pada aksi dari gejala psikis dan jiwa seseorang yang diperlukan untuk melangsungkan kehidupan dan berfungsi untuk penyesuaian diri psikis dan sosial.
Fungsionalisme adalah suatu tendensi dalam psikologi yang menyatakan bahwa pikiran, proses mental, peresepsi indrawi, dan emeosi adalah adaptasi organisme biologis. Drevere (1988) menyebutkan fungsionalisme sebagai suatu jenis psikologi yang menggaris bawahi fungsi-fungsi dan bukan hanya fakta-fakta dari fenomena mental, atau berusaha menafsirkan fenomena mental dalam kaitan dengan peranan yang dimainkannya dalam kehidupan organisme itu, dan bukan menggabarkan atau menganalisis fakta-fakta pengalaman atau kelakuan atau suatu psikologi yang mendekati masalah pokok dari sudut pandang yang dinamis, dan bukan dari sudut pandang statis. Aliran psikologi ini pada intinya merupakan doktrin bahwa proses atau keadaan sadar seperti kehendak bebas, berfikir, beremosi, memersepsi, dan menginderai adalah aktivitas-aktivitas atu operasi-operasi dari sebuah organisme dalam kesaling hubungan fisik dengan sebuah lingkungan fisik dan tidak dapat diberi eksistensi yang penting. Yang menjadi minat aliran fungsionalisme adalah tujuan dari suatu aktivitas. Tokoh aliran ini adalah Wiliam James, James R. Angel, dan John Dewey.
- Willliam James (1842-1910)
- James Rowland Angell (1869-1949)
- Fungsionalisme adalah psikologi tentang mental operation sebagai lawan dari psikologi tentang elemen-elemen mental (elementisme)
- Fungsionalisme adalah psikologi tentang kegunaan dasar dari kesadaran, yang jiwa merupakan perantara antara kebutuhan-kebutuhan organisme dan lingkungannya, khususnya dalam keadaan “emergency” (teori “emergancy” dari kesadaran)
- Fungsionalisme adalah psikofisik, yaitu psikologi tentang keseluruhan organisme yang terdiri atas jiwa dan badan. Oleh karena itu, ia menyangkut juga hal-hal yang dibalik kesadaran, seperti kebiasaan, tingkah laku yang setengah disadari, dan sebagainya.
- John Dewey (1859-1952)
- 3. BEHAVIOURISME
Peletak dasar aliran ini adalah Ivan Pavlov (1849-1936) dan William Mc Dougall (1871-1938). Teorinya yang terkenal adalah mengenai insting. Menurutnya insting adalah kecenderungan bertingkah laku dalam situasi tertentu sebagai hasil pembawaan sejak lahir dan tidak dipelajari sebelumnya. Setelah eksperimen yang dilakukan oleh Pavlov, maka muncullah pendapat-pendapat yang kemudian muncul sebagai aliran behaviourisme. Inti dari aliran ini adalah asumsi bahwa jiwa bukan materi sehingga tidak dapat diteliti secara langsung. Penelitian difokuskan pada tingkah laku dengan asumsi bahwa tingkah laku merupakan wujud dari kejiwaan manusia maupun hewan lainnya.
Aliran behaviourisme memiliki 6 pandangan utama mengenai fundamentalnya perilaku. Pandangan-pandangan tersebut adalah sebagai berikut :
- Tingkah laku manusia atau hewan merupakan realitas dari jiwa yang abstrak yang bermakna dan data diukur secara ilmiah dengan pendekatan alamiah.
- Psikologi adalah ilmu yang mengkaji sesuatu yang objektif, empiris, dan realistis. Oleh karena itu segala hal yang keluar dari karakteristik ilmiah, tingkah laku yang metafisik tanpa bentuk dan wujud tidak dapat diteliti, seperti tentang kesadaran yang artinya abstrak. Kesadaran dalam bentuk fisikal saja yang dapat dianalisis dan ditemukan unsure-unsur strukturnya.
- Penelitian terhadap tingkah laku merupakan subject matter yang dikaji psikologi sebagaimana dianjurkan oleh John B. Watson, yang pada awal tahun 1900 berpedapat bahwa tingkah laku merupakan satu-satunya hal yang dapat diteliti dalam psikologi.
- Faktor-faktor eksternal dalam konteks behaviourisme merupakan rangsangan yang dapat diikutsertakan, tetapi bukan merupakan tingkah laku yang sejatinya.
- Jiwa dalam arti yang sesungguhnya adalah insting. Kesadaran substansial yang menjadi rumukan utama adanya tingkah laku yang sebenarnya. Sebab, semua bentuk tingkah laku yang meskipun sudah dirangsang oleh pengaruh eksternal tetap harus dikembalikan pada sifat bawaannya hang semua.
- Melalui penelitian B.F. Skinner, berbagai stimulasi yang memuncuclkan adanya respons dalam bentuk tingkah laku dipelajari oleh psikologi, sedangkan bentuk upaya dan modifikasi untuk mempertahankan tingkah laku bukan merupakan kajian psikologi karena semuanya merupakan pengaruh eksternal terhadap tingkah laku yang sesungguhnya.
- John B. Watson (1878-1958). Watson merupakan ahli matematika dan filsafat dari Univesrsitas Chicago. Ia merupakan direktur laboratorium di John Hopkins University. Teorinya yang terkenal adalah teori tentang Stimulus-Respon. Stimulus adalah semua objek di lingkusan termasuk perubahan jarring-jaring tubuh. Respon adalah apapun yang dilakukan sebagai jawaban terhadap stimulus mulai dari tingkat sederhana hingga tingkat tinggi.
- B.F. Skinner (1904-1990). Pandangan-pandangan Skinner diterbitkan dalam karyanya The Behaviour of Organism dan kemudian di detailkan dalam Science and Human Behaviour . salah satu pandangan pentingnya mengenai aliran behaviourisme adalah asumsinya mengenai perilaku. Perilaku yang muncul diperkuat oleh adanya positibe reinforcers (penguatan positif) dan ketiadaan negative reinforcerrs (penguatan negative) penguatan positif adalah meningkatnya respons karena adanya stimulus yang dibutuhkan dan sangat menyenangkan, sedangkan penguatan negative adalah peningkatan tingkah laku dalam menghindarkan kemudaratan.
- 4. PSIKOANALISIS
Teori dasar dari sigmun adalah ide tentang alam sadar (conscious mind) versus alam bawah sadar (unconscious mind). Alam sadar merupakan apa yang seseorang sadari pada saat-saat tertentu, pengindraan langsung, ingatan, pemikiran, fantasi, perasaan yang anda miliki. Hal yang berkaitan erat dengan alam sadar adalah alam pra-sadar, yaitu apa yang disebut saat ini dengan “kenangan yang sudah tersedia” (available memory), yaitu segala sesuatu yang dengan mudah data dipanggil kea lam sadar, kenang-kenangan yang walaupun tidak anda ingat waktu berpikir, tapi dapat dengan mudah diapanggil lagi. Menurut Freud keduanya adalah bagian terkecil dari fikiran.
Adapun bagian terbesar dari pikiran adalah alam bawah sadar (unsconscious mind).Bagian ini mencakup segala sesuatu yang sangat sulit dibawa kealam sadar, termasuk segala sesuatu yang memang asalnya dari alam bawah sadar seperti nafsu dan insting. Freud berpendapat bahwa alam bawah sadar adalah sumber dari motivasi dan dorongan yang ada dalam diri kita, apakah itu hasrat yang sederhana seperti makanan atau seks, atau motif-motif yang mendorong seniman atau ilmuwan berkarya.
Konsep lain dari freud adalah struktur kepribadian. Struktur kepribadian dibagi menjadi tiga yaitu :Id, Ego, Superego, masing-masing merupakan tahapan-tahapan kepribadian dan masing-masing juga memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Id merupakan Struktur kepribadian yang paling mendasar, hanya berdasarkan dorongan nafsu atau kenikmatan belaka.Ego adalah pikiran yang beroperasi menurut prinsip kenyataan (reality principle) yang memuaskan dorongan id menurut cara-cara yang dapat diterima masyarakat atau sebagai kepribadian yang mengontrol kesadaran. Superego merupakan Kesdaran tertinggi manusia, terbentuk melalui proses identifikasi dalam nilai-nilai moral dan beroperasi menurut prinsip moral.
Tokoh lain dari psikoanalisis adalah Alfred Adler (1870-1937). Ia merupakan seorang dokter mata lulusan Universitas Wina (1895), kemudian ia menekuni bidang psikiatri dan menjadi psikiater. Teori-teorinya adalah sebagai berikut :
- Teori tentang inferioritas universa. Setiap manusia akan melakukan upaya menyesuaikan diri dengan kelemahan yang dimilikinya melalui berbagai bentuk perilaku konvensional sebagai cara mengatasi kelemahannya.
- Teori tentang striving for superiority, yaitu motivasi bawaan yang menggerakkan manusia untuk bertahan hiduo dan mengembangkan diri.
- 5. HUMANISTIK
A. Prinsip utama
– Memahami manusia sebagai suatu totalitas. Oleh karenanya sangat tidak setuju dengan usaha untuk mereduksi manusia, baik ke dalam formula S-R yang sempit dan kaku (behaviorisme) ataupun ke dalam proses fisiologis yang mekanistis. Manusia harus berkembang lebih jauh daripada sekedar memenuhi kebutuhan fisik, manusia harus mampu mengembangkan hal-hal non fisik, misalnya nilai ataupun sikap.
– Metode yang digunakan adalah life history, berusaha memahami manusia dari sejarah hidupnya sehingga muncul keunikan individual.
– Mengakui pentingnya personal freedom dan responsibility dalam proses pengambilan keputusan yang berlangsung sepanjang hidup. Tujuan hidup manusia adalah berkembang, berusaha memenuhi potensinya dan mencapai aktualitas diri. Dalam hal ini intensi dan eksistensi menjadi penting. Intensi yang menentukan eksistensi manusia.
– Mind bersifat aktif, dinamis. Melalui mind, manusia mengekspresikan keunikan kemampuannya sebagai individu, terwujud dalam aspek kognisi, willing, dan judgement. Kemampuan khas manusia yang sangat dihargai adalah kreativitas. Melalui kreativitasnya, manusia mengekspresikan diri dan potensinya.
– Pandangan humanistic banyak diterapkan dalam bidang psikoterapi dan konseling. Tujuannya adalah meningkatkan pemahaman diri.
B. Tokoh
1. Carl Rogers (1902 – 1988)
– Lahir di Illinois dan sejak kecil menerima penanaman yang ketat mengenai kerja keras dan nilai agama Protestan. Kelak kedua hal ini mewarnai teori-teorinya. Setelah mempelajari teologi, ia masuk Teacher’s College di Columbia Uni, dimana banyak tokoh psikologi mengajar. Di Columbia Uni ia meraih gelar Ph.D.
– Rogers bekerja sebagai psikoterapis dan dari profesinya inilah ia mengembangkan teori humanistiknya. Dalam konteks terapi, ia menemukan dan mengembangkan teknik terapi yang dikenal sebagai Client-centered Therapy. Dibandingkan teknik terapi yang ada masa itu, teknik ini adalah pembaharuan karena mengasumsikan posisi yang sejajar antara terapis dan pasien (dalam konteks ini pasien disebut klien). Hubungan terapis-klien diwarnai kehangatan, saling percaya, dan klien diberikan diperlakukan sebagai orang dewasa yang dapat mengambil keputusan sendiri dan bertanggungjawab atas keputusannya. Tugas terapis adalah membantu klien mengenali masalahnya, dirisnya sendiri sehingga akhrinya dapat menemukan solusi bagi dirinya sendiri.
– Keseluruhan pengalaman eksternal dan internal psikologis individu membentuk organisma. Organisma adalah kenyataan yang dihayati individu, dan disebut sebagai subjective reality, unik dari satu individu ke individu lainnya. Self (diri) berkembang dari organisma. Semakin koheren organisma dan self, semakin sehat pribadi tersebut dan sebaliknya.
– Sebagaimana ahli humanistic umumnya, Rogers mendasarkan teori dinamika kepribadian pada konsep aktualisasi diri. Aktualisasi diri adalah daya yang mendorong pengembangan diri dan potensi individu, sifatnya bawaan dan sudah menjadi ciri seluruh manusia. Aktualisasi diri yang mendorong manusia sampai kepada pengembangan yang optimal dan menghasilkan ciri unik manusia seperti kreativitas, inovasi, dan lain-lain.
2. Abraham Maslow (1908-1970)
Maslow dikenal dengan teori motivasinya. Teori ini mengasumsikan bahwa perkembangan psikologis manusia didorong oleh hirarki kebutuhannya, yaitu physiological needs, safety needs, love & belonging needs, esteen needs, dan selfactualization.
- 6. GESTALT
Guna menjelasakan secara mudah mengenai konsep gestalt ini, Weitheimer menjelaskan bahwa apa yang sedang dilihat oleh seseorang merupakan efek dari keseluruhan peristiwa, yang tidak terkandung dalam total bagian-bagian itu. Seseorang yang sedang melihat untaian lampu yang mengalir, sekalipun hanya melihat satu lampu yang bersinar pada satu waktu, sebab keseluruhan peristiwa mengandung hubungan-hubungan diantara masing-masing lampu yang kita alami juga.
Dalam hal persepsi, salah satu prinsip gesltalt adalah hokum pragnanz. Pragnanz dalam bahasa jerman juga memiliki arti yang sama dalam bahasa inggris pregnant yang berarti hamil. Hokum ini berkata bahwa kita pada dasarnya digiring untuk mengalami segala hal yang sebagus mungkin dalam pengertian gestalt. “bagus” bisa berarti banyak disini, seperti keteraturan, ketertiban, kesederhanaan, simetri, dan seterusnya, yang kemudian merujuk pada prinsip-prinsip gestalt yang spesifik.
Psikologi gestalt memandang keberadaam totalitas batiniah yang mengorganisasi yang memposisikan totalitas sebagai sesuatu yang utama, sedangkan elemen-elemen kejiwaan merupakan sesuatu yang sekunder.. lebih lanjut, gejala-gejala psikis yang khusus menurut gestalt merupakan totalitas dari seluruh keadaan psikis yang menentukan bangkitnya tenaga batiniah dalam psikis manusia.
Apakah Anda sudah tahu
apa saja aliran-aliran yang terdapat dalam Psikologi??Pastinya belum
kan??Untuk itu mari kita mengenal dan memahami aliran-aliran dalam
Psikologi. Pada pertengahan abad ke-19, yaitu pada awal berdirinya
psikologi sebagai satu disiplin ilmu yang mandiri, psikologi didominasi
oleh gagasan serta usaha mempelajari elemen-elemen dasar dari kehidupan
mental orang dewasa normal,melalui penelitian laboratorium dengan
menggunakan metode intropeksi.Karena adanya perkembangan dalam psikologi
itu sendiri, sehingga lahirlah aliran-aliran dalam psikologi.Aliran
Psikologi terbagi menjadi 5 aliran,diantaranya yaitu : Aliran
Strukturalisme (Structuralism) Tokoh psikologi Strukturalisme adalah
Wilhelm Wundt. Yang mulai berkembang pada abad ke-19 yaitu pada awal
berdirinya psikologi sebagai suatu disiplin ilmu yang mandiri. Menurut
Wundt untuk mempelajari gejala-gejala kejiwaaan kita harus mempelajari
isi dan struktur jiwa seseorang. Metode yang digunakan adalah
instrospeksi / Elemen mawas diri. Obyek yang dipelajari dalam psikologi
ini adalah Kesadaran. Mental/elemen-elemen yang kecil yaitu jiwa,
kesadaran, dan penginderaan (penangkapan terhadap rangsang yang dating
dari luar dan dapat dianalisa sampai elemen-elemen yang
terkecil).Perasaaan sesuatu yang dimiliki dalam diri kita, tidak terlalu
di pengaruh rangsangan dari luar. Tokoh strukturalisme lain adalah
Edward Bradford Titchener. Titchener merupakan orang Inggris yang
mewakili pandangan-pandangan psikologi Jerman (Wundt) di Amerika
Serikat. Ia adalah murid dari Wundt dan ia menerjemahkan beberapa buku
Wundt dalam bahasa Inggris. Aliran Fungsionalisme (Functional
Psychology) Aliran ini merupakan reaksi terhadap strukturalisme tentang
keadaan-keadaan mental. Fungsionalisme adalah suatu tendensi dalam
psikologi yang menyatakan bahwa pikiran, proses mental, persepsi
indrawi, dan emosi adalah adaptasi organism biologis sebagai suatu jenis
psikologi yang menggarisbawahi fungsi-fungsi dan bukan hanya
fakta-fakta dari fenomena mental, atau berusaha menafsirkan fenomena
mental dalam kaitan dengan peranan yang dimainkannya dalam kehidupan
organism itu, dan bukan menggambarkan atau menganalisis fakta-fakta
pengalaman atau kelakuan atau suatu psikologi yang mendekati masalah
pokok dari sudut pandang yang dinamis, dan bukan dari sudut pandang
statis. Aliran psikologi ini pada intinya merupakan doktrin bahwa proses
atau keadaan sadar seperti kehendak bebas, berpikir, beremosi,
memersepsi, dan mengindrai adalah aktivitas-aktivitas atau
operasi-operasi dari sebuah lingkungan fisik dan tidak dapat diberi
eksistensi yang penting. Aktivitas ini memudahkan control organisme,
daya tahan hidup, adaptasi, keterikatan atau penarikan diri, pengenalan,
pengarahan, dan lain-lain. Tokoh psikologi fungsionalisme adalah
WILLIAM JAMES (1842-1910) James adalah filsuf dan psikolog dari Amerika.
Pendapatnya:
Mempelajari fungsi / tujuan akhir aktivitas
Semua gejala psikis berpangkal pada pertanyaan dasar yaitu apakah
gunanya aktivitas itu
Jiwa seseorang diperlukan untuk melangsungkan kehidupan dan
berfungsi untuk menyesuaikan diri. Psikologi ini lebih menekankan apa
tujuan atau akhir dari suatu aktivitas. Dan tokoh lain aliran ini adalah
James R. Angell dan John Dewey.
Aliran Psikoanalisis Aliran behaviourisme dianggap gagal karena tidak
memperhitungkan faktor kesadaran manusia. Aliran behaviourisme tidak
memperhitungkan faktor pengalaman subjektif masing-masing individu
(cinta, keberanian, keimanan, harapan dan putus asa). Jadi aliran ini
gagal memperhitungkan kesadaran manusia dan motif-motif tidak sadarnya.
Kemudian muncullah aliran berikut: psikoanalisis. Psikoanalisis disebut
sebagai depth psychology yang mencoba mencari sebab-sebab perilaku
manusia pada alam tidak sadarnya. Tokoh dari aliran ini adalah Sigmund
Freud seorang neurolog berasal dari Wina, Austria akhir abad ke-19.
Aliran ini berpendapat bahwa manusia adalah makhluk yang berkeinginan
(homo volens). Dalam pandangan Freud, semua perilaku manusia baik yang
nampak (gerakan otot) maupun yang tersembunyi (pikiran) adalah
disebabkan oleh peristiwa mental sebelumnya. Terdapat peristiwa mental
yang kita sadari dan tidak kita sadari namun bisa kita akses
(preconscious) dan ada yang sulit kita bawa kea lam tidak sadar
(unconscious). Di alam tidak sadar inilah tinggal dua struktur mental
yang ibarat gunung es dari kepribadian kita, yaitu:
Id atau Es, adalah berisi energi psikis, yang hanya memikirkan
kesenangan semata yaitu dorongan atau ambisi dari dalam diri yang tidak
dapat dikendalikan dan harus terpenuhi tanpa berpikir rasional terlebih
dahulu.
Ego atau Ich, adalah pengawas realitas dimana ego berfungsi
menjembatani tuntutan Id dengan realitas di dunia luar.
Super-ego atau Uber Ich, adalah berisi kaidah moral dan nilai-nilai
sosial yang diserap individu dari lingkungannya.Dimana setiap orang
dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Biasa disebut
dengan Hati Nurani.
Sebagai contoh: Pada suatu ketika dijalan Anda menemukan Dompet dimana
dompet tersebut berisi sejumlah uang yang tidak sedikit,ada kartu
identitas pemilik,kartu penting seperti kartu kredit(ATM) dan pada waktu
itu Anda sedang membutuhkan biaya untuk membayar SPP yang sudah nunggak
selama 2bulan. Idmengatakan pada Anda: "Ambil saja dompet itu, toh tak
ada yang tahu, lumayan bisa buat bayar SPP!". Sedangkan
egoberkata:"Lihat dulu, jangan-jangan nanti ada yang tahu!". Sementara
superego menegur:"Jangan lakukan, itu bukan hak kamu!". Pada masa
kanak-kanak,kita dikendalikan sepenuhnya oleh id, dan pada tahap ini
oleh Freud disebut sebagai primary process thinking. Anak-anak akan
mencari pengganti jika tidak menemukan yang dapat memuaskan kebutuhannya
(bayi akan mengisap jempolnya jika tidak mendapat dot misalnya).
Sedangkan ego akan lebih berkembang pada masa kanak-kanak yang lebih tua
dan pada orang dewasa. Di sini disebut sebagai tahap secondary process
thinking. Manusia sudah dapat menangguhkan pemuasan keinginannya (sikap
untuk memilih tidak jajan demi ingin menabung). Walau begitu kadangkala
pada orang dewasa muncul sikap seperti primary process thnking, yaitu
mencari pengganti pemuas keinginan (menendang tong sampah karena merasa
jengkel mendapat nilai jelek). Proses pertama adalah apa yang dinamakan
EQ (emotional quotient), sedangkan proses kedua adalah IQ (intelligence
quotient)dan proses ketiga adalah SQ (spiritual quotient). Keberhasilah
seseorang ditentukan pada ke-3 tingkat kecerdasan tersebut,karena dalam
hidup tidak cukup dengan Kecerdasan Intelektual saja tetapi harus
diseimbangkan dengan Kecerdasan Emosionalnya dan Kecerdasan
Spiritualnya. Aliran Psikologi Gestalt (Gestalt Psychology) Kata
"Gesalt" berasal dari bahasa Jerman yang dalam bahasa Inggris berarti
shape atau bentuk. Karena tidak ditemukan arti yang sesuai maka gesalt
tetap dipakai. Tokoh psikologi ini adalah Max Wertheimer (1880-1943).
Yang berpendapat bahwa dalam alat kejiwaan tidak terdapat jumlah
unsur-unsurnya melainkan Gestalt (keseluruhan) dan tiap-tiap bagian
tidak berarti dan bisa mempunyai arti kalau bersatu dalam hubungan
kesatuan. Para ahli Gestalt, selain Wertheimer, Koffka,Kohler, juga
termasuk Solomon Asch dan Kurt Lewin,terdapat ahli-ahli Jerman dan
Austria terkemuka seperti Rudolf Allers, Magda Arnold, Charlote,serta
Karl Buhler, Albin Gilbert, Hans Hahn, Fritz Heider, Martin Scheerer,
Wilhelm Stern, dan Heinz Werner. Aliran Behaviorisme (Behaviorism)
Behaviorisme adalah sebuah aliran dalam psikologi yang didirikan oleh
John B. Watson tahun 1913 dan digerakkan oleh Burrhus Frederic
Skinner.Aliran ini sering dikaitkan sebagai aliran ilmu jiwa namun tidak
peduli pada jiwa. Pada akhir abad ke-19, Ivan Petrovic Pavlov memulai
eksperimen psikologi yang mencapai puncaknya pada tahun 1940 - 1950-an.
Di sini psikologi didefinisikan sebagai sains dan sementara sains hanya
berhubungan dengan sesuatu yang dapat dilihat dan diamati saja.
Sedangkan ‘jiwa' tidak bisa diamati, maka tidak digolongkan ke dalam
psikologi. Aliran ini memandang manusia sebagai mesin (homo
mechanicus)yang dapat dikendalikan perilakunya melalui suatu pelaziman
(conditioning). Sikap yang diinginkan dilatih terus-menerus sehingga
menimbulkan maladaptive behaviouratau perilaku menyimpang. Salah satu
contoh adalah ketika Pavlov melakukan eksperimen terhadap seekor anjing.
Di depan anjing eksperimennya yang lapar, Pavlov menyalakan lampu.
Anjing tersebut tidak mengeluarkan air liurnya. Kemudian sepotong daging
ditaruh dihadapannya dan anjing tersebut terbit air liurnya.
Selanjutnya begitu terus setiap kali lampu dinyalakan maka daging
disajikan. Begitu hingga beberapa kali percobaan, sehingga setiap kali
lampu dinyalakan maka anjing tersebut terbit air liurnya meski daging
tidak disajikan. Dalam hal ini air liur anjing menjadi conditioned
response dan cahaya lampu menjadi conditioned stimulus. Percobaan yang
hampir sama dilakukan terhadap seorang anak berumur 11 bulan dengan
seekor tikus putih. Setiap kali si anak akan memegang tikus putih maka
dipukullah sebatang besi dengan sangat keras sehingga membuat si anak
kaget. Begitu percobaan ini diulang terus menerus sehingga pada taraf
tertentu maka si anak akan menangis begitu hanya melihat tikus putih
tersebut. Bahkan setelah itu dia menjadi takut dengan segala sesuatu
yang berbulu: kelinci, anjing, baju berbulu dan topeng Sinterklas. Ini
yang dinamakan pelaziman dan untuk mengobatinya kita bisa melakukan apa
yang disebut sebagai kontrapelaziman (counterconditioning).
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/suainingrum/mengenal-aliran-aliran-psikologi_55003c39a333114a7351027a
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/suainingrum/mengenal-aliran-aliran-psikologi_55003c39a333114a7351027a
Apakah Anda sudah tahu
apa saja aliran-aliran yang terdapat dalam Psikologi??Pastinya belum
kan??Untuk itu mari kita mengenal dan memahami aliran-aliran dalam
Psikologi. Pada pertengahan abad ke-19, yaitu pada awal berdirinya
psikologi sebagai satu disiplin ilmu yang mandiri, psikologi didominasi
oleh gagasan serta usaha mempelajari elemen-elemen dasar dari kehidupan
mental orang dewasa normal,melalui penelitian laboratorium dengan
menggunakan metode intropeksi.Karena adanya perkembangan dalam psikologi
itu sendiri, sehingga lahirlah aliran-aliran dalam psikologi.Aliran
Psikologi terbagi menjadi 5 aliran,diantaranya yaitu : Aliran
Strukturalisme (Structuralism) Tokoh psikologi Strukturalisme adalah
Wilhelm Wundt. Yang mulai berkembang pada abad ke-19 yaitu pada awal
berdirinya psikologi sebagai suatu disiplin ilmu yang mandiri. Menurut
Wundt untuk mempelajari gejala-gejala kejiwaaan kita harus mempelajari
isi dan struktur jiwa seseorang. Metode yang digunakan adalah
instrospeksi / Elemen mawas diri. Obyek yang dipelajari dalam psikologi
ini adalah Kesadaran. Mental/elemen-elemen yang kecil yaitu jiwa,
kesadaran, dan penginderaan (penangkapan terhadap rangsang yang dating
dari luar dan dapat dianalisa sampai elemen-elemen yang
terkecil).Perasaaan sesuatu yang dimiliki dalam diri kita, tidak terlalu
di pengaruh rangsangan dari luar. Tokoh strukturalisme lain adalah
Edward Bradford Titchener. Titchener merupakan orang Inggris yang
mewakili pandangan-pandangan psikologi Jerman (Wundt) di Amerika
Serikat. Ia adalah murid dari Wundt dan ia menerjemahkan beberapa buku
Wundt dalam bahasa Inggris. Aliran Fungsionalisme (Functional
Psychology) Aliran ini merupakan reaksi terhadap strukturalisme tentang
keadaan-keadaan mental. Fungsionalisme adalah suatu tendensi dalam
psikologi yang menyatakan bahwa pikiran, proses mental, persepsi
indrawi, dan emosi adalah adaptasi organism biologis sebagai suatu jenis
psikologi yang menggarisbawahi fungsi-fungsi dan bukan hanya
fakta-fakta dari fenomena mental, atau berusaha menafsirkan fenomena
mental dalam kaitan dengan peranan yang dimainkannya dalam kehidupan
organism itu, dan bukan menggambarkan atau menganalisis fakta-fakta
pengalaman atau kelakuan atau suatu psikologi yang mendekati masalah
pokok dari sudut pandang yang dinamis, dan bukan dari sudut pandang
statis. Aliran psikologi ini pada intinya merupakan doktrin bahwa proses
atau keadaan sadar seperti kehendak bebas, berpikir, beremosi,
memersepsi, dan mengindrai adalah aktivitas-aktivitas atau
operasi-operasi dari sebuah lingkungan fisik dan tidak dapat diberi
eksistensi yang penting. Aktivitas ini memudahkan control organisme,
daya tahan hidup, adaptasi, keterikatan atau penarikan diri, pengenalan,
pengarahan, dan lain-lain. Tokoh psikologi fungsionalisme adalah
WILLIAM JAMES (1842-1910) James adalah filsuf dan psikolog dari Amerika.
Pendapatnya:
Mempelajari fungsi / tujuan akhir aktivitas
Semua gejala psikis berpangkal pada pertanyaan dasar yaitu apakah
gunanya aktivitas itu
Jiwa seseorang diperlukan untuk melangsungkan kehidupan dan
berfungsi untuk menyesuaikan diri. Psikologi ini lebih menekankan apa
tujuan atau akhir dari suatu aktivitas. Dan tokoh lain aliran ini adalah
James R. Angell dan John Dewey.
Aliran Psikoanalisis Aliran behaviourisme dianggap gagal karena tidak
memperhitungkan faktor kesadaran manusia. Aliran behaviourisme tidak
memperhitungkan faktor pengalaman subjektif masing-masing individu
(cinta, keberanian, keimanan, harapan dan putus asa). Jadi aliran ini
gagal memperhitungkan kesadaran manusia dan motif-motif tidak sadarnya.
Kemudian muncullah aliran berikut: psikoanalisis. Psikoanalisis disebut
sebagai depth psychology yang mencoba mencari sebab-sebab perilaku
manusia pada alam tidak sadarnya. Tokoh dari aliran ini adalah Sigmund
Freud seorang neurolog berasal dari Wina, Austria akhir abad ke-19.
Aliran ini berpendapat bahwa manusia adalah makhluk yang berkeinginan
(homo volens). Dalam pandangan Freud, semua perilaku manusia baik yang
nampak (gerakan otot) maupun yang tersembunyi (pikiran) adalah
disebabkan oleh peristiwa mental sebelumnya. Terdapat peristiwa mental
yang kita sadari dan tidak kita sadari namun bisa kita akses
(preconscious) dan ada yang sulit kita bawa kea lam tidak sadar
(unconscious). Di alam tidak sadar inilah tinggal dua struktur mental
yang ibarat gunung es dari kepribadian kita, yaitu:
Id atau Es, adalah berisi energi psikis, yang hanya memikirkan
kesenangan semata yaitu dorongan atau ambisi dari dalam diri yang tidak
dapat dikendalikan dan harus terpenuhi tanpa berpikir rasional terlebih
dahulu.
Ego atau Ich, adalah pengawas realitas dimana ego berfungsi
menjembatani tuntutan Id dengan realitas di dunia luar.
Super-ego atau Uber Ich, adalah berisi kaidah moral dan nilai-nilai
sosial yang diserap individu dari lingkungannya.Dimana setiap orang
dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Biasa disebut
dengan Hati Nurani.
Sebagai contoh: Pada suatu ketika dijalan Anda menemukan Dompet dimana
dompet tersebut berisi sejumlah uang yang tidak sedikit,ada kartu
identitas pemilik,kartu penting seperti kartu kredit(ATM) dan pada waktu
itu Anda sedang membutuhkan biaya untuk membayar SPP yang sudah nunggak
selama 2bulan. Idmengatakan pada Anda: "Ambil saja dompet itu, toh tak
ada yang tahu, lumayan bisa buat bayar SPP!". Sedangkan
egoberkata:"Lihat dulu, jangan-jangan nanti ada yang tahu!". Sementara
superego menegur:"Jangan lakukan, itu bukan hak kamu!". Pada masa
kanak-kanak,kita dikendalikan sepenuhnya oleh id, dan pada tahap ini
oleh Freud disebut sebagai primary process thinking. Anak-anak akan
mencari pengganti jika tidak menemukan yang dapat memuaskan kebutuhannya
(bayi akan mengisap jempolnya jika tidak mendapat dot misalnya).
Sedangkan ego akan lebih berkembang pada masa kanak-kanak yang lebih tua
dan pada orang dewasa. Di sini disebut sebagai tahap secondary process
thinking. Manusia sudah dapat menangguhkan pemuasan keinginannya (sikap
untuk memilih tidak jajan demi ingin menabung). Walau begitu kadangkala
pada orang dewasa muncul sikap seperti primary process thnking, yaitu
mencari pengganti pemuas keinginan (menendang tong sampah karena merasa
jengkel mendapat nilai jelek). Proses pertama adalah apa yang dinamakan
EQ (emotional quotient), sedangkan proses kedua adalah IQ (intelligence
quotient)dan proses ketiga adalah SQ (spiritual quotient). Keberhasilah
seseorang ditentukan pada ke-3 tingkat kecerdasan tersebut,karena dalam
hidup tidak cukup dengan Kecerdasan Intelektual saja tetapi harus
diseimbangkan dengan Kecerdasan Emosionalnya dan Kecerdasan
Spiritualnya. Aliran Psikologi Gestalt (Gestalt Psychology) Kata
"Gesalt" berasal dari bahasa Jerman yang dalam bahasa Inggris berarti
shape atau bentuk. Karena tidak ditemukan arti yang sesuai maka gesalt
tetap dipakai. Tokoh psikologi ini adalah Max Wertheimer (1880-1943).
Yang berpendapat bahwa dalam alat kejiwaan tidak terdapat jumlah
unsur-unsurnya melainkan Gestalt (keseluruhan) dan tiap-tiap bagian
tidak berarti dan bisa mempunyai arti kalau bersatu dalam hubungan
kesatuan. Para ahli Gestalt, selain Wertheimer, Koffka,Kohler, juga
termasuk Solomon Asch dan Kurt Lewin,terdapat ahli-ahli Jerman dan
Austria terkemuka seperti Rudolf Allers, Magda Arnold, Charlote,serta
Karl Buhler, Albin Gilbert, Hans Hahn, Fritz Heider, Martin Scheerer,
Wilhelm Stern, dan Heinz Werner. Aliran Behaviorisme (Behaviorism)
Behaviorisme adalah sebuah aliran dalam psikologi yang didirikan oleh
John B. Watson tahun 1913 dan digerakkan oleh Burrhus Frederic
Skinner.Aliran ini sering dikaitkan sebagai aliran ilmu jiwa namun tidak
peduli pada jiwa. Pada akhir abad ke-19, Ivan Petrovic Pavlov memulai
eksperimen psikologi yang mencapai puncaknya pada tahun 1940 - 1950-an.
Di sini psikologi didefinisikan sebagai sains dan sementara sains hanya
berhubungan dengan sesuatu yang dapat dilihat dan diamati saja.
Sedangkan ‘jiwa' tidak bisa diamati, maka tidak digolongkan ke dalam
psikologi. Aliran ini memandang manusia sebagai mesin (homo
mechanicus)yang dapat dikendalikan perilakunya melalui suatu pelaziman
(conditioning). Sikap yang diinginkan dilatih terus-menerus sehingga
menimbulkan maladaptive behaviouratau perilaku menyimpang. Salah satu
contoh adalah ketika Pavlov melakukan eksperimen terhadap seekor anjing.
Di depan anjing eksperimennya yang lapar, Pavlov menyalakan lampu.
Anjing tersebut tidak mengeluarkan air liurnya. Kemudian sepotong daging
ditaruh dihadapannya dan anjing tersebut terbit air liurnya.
Selanjutnya begitu terus setiap kali lampu dinyalakan maka daging
disajikan. Begitu hingga beberapa kali percobaan, sehingga setiap kali
lampu dinyalakan maka anjing tersebut terbit air liurnya meski daging
tidak disajikan. Dalam hal ini air liur anjing menjadi conditioned
response dan cahaya lampu menjadi conditioned stimulus. Percobaan yang
hampir sama dilakukan terhadap seorang anak berumur 11 bulan dengan
seekor tikus putih. Setiap kali si anak akan memegang tikus putih maka
dipukullah sebatang besi dengan sangat keras sehingga membuat si anak
kaget. Begitu percobaan ini diulang terus menerus sehingga pada taraf
tertentu maka si anak akan menangis begitu hanya melihat tikus putih
tersebut. Bahkan setelah itu dia menjadi takut dengan segala sesuatu
yang berbulu: kelinci, anjing, baju berbulu dan topeng Sinterklas. Ini
yang dinamakan pelaziman dan untuk mengobatinya kita bisa melakukan apa
yang disebut sebagai kontrapelaziman (counterconditioning).
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/suainingrum/mengenal-aliran-aliran-psikologi_55003c39a333114a7351027a
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/suainingrum/mengenal-aliran-aliran-psikologi_55003c39a333114a7351027a
Tidak ada komentar:
Posting Komentar