Jumat, 11 Desember 2015

Warna kehidupan

Menatap biru . . .
Terlihat hampatan kemilau kristal
Bening, begitu jernih menggiurkan
Terlena tak kuasa
Bak dunia yang selalu memukau indah mempeson

Menatap biru . . .
Namun seperti tarian raksasa
Ia meliuk-liuk, melambai-lambai
Melahap dengan ganas
Merambat dengan keras
Ngeriii . . . Tak kuasa, lalu aku beralih

Menatap merah . . .
Indah bergelora nan membara
Menenggelamkan segala asa
Asa ini hilang sudah tak beronak
Namun semesta ini selalu ada amarah
Semburat kilat menampar-nampar
Sebongkah api yang membakar
Tarian petir yang menghampar
Menyayat dengan kasar
Pediihh . . . Nyeriii . . .
Aku takuuut ....
Sunguh amarah yang tak berarah
Kemudian aku berpaling

Menatap hitam . . .
Kelam, akupun terpaku
Seram, tak tersadar oleh apapun itu
Gelap, kemana aku harus melangkah
Tak satupun lambaian tangan kudapatkan
Aku terbenam dalam gemuruh dunia
Gemuruh yanh tiada artinya
Aku lelahh !!!
Tuhaaann . . . .
Aku memanggil Mu ..
Bersujud, tersungkur tak berdaya
Saat dengan sisa tenaga, ingin ku .....

Menatap putih . . .
Putih jernih tak ternoda
kesucian yang tiada tara
kedamaian yang tiada artinya
Oooohh . . . Inilah yang aku dambakan
Sekian lama, inginku rasakan
Seakan tak ingin kuberalih darinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar